Music & Direction   Garin Nugroho
Dance, Creation     Serraimere Boogie, Rianto, Heinbertho JBDKoirewoa
Choreography Dance  Joy Alpuerto Ritter
Asistant Director   Otniel Tasman
Music               Taufik Adam, Nursalim Yadi Anugerah,Septiana Rosalina Layan
Dramaturgy          Michael Kantor
Set, Costume        Anna Tregloan
Light               Iskandar K. Loedin
Choir               Mazmur Chorale, Kupang, NTT

A man is the sole survivor of a destructive tsunami. He carries an egg thathe's trying to find a way to hatch. With his new piece The Planet ALament, the Indonesian director Garin Nugroho (previously at the festivalwith Setan Jawa, 2017) tells an affecting story about creation, based on aPapuan myth, against the background of a natural disaster. For thisproject, which features a 15-voice
choir, dancers and film, Nugroho hasteamed up with a cast from Indonesian Papua and Nusa Tenggara Timur,and an artistic team from across the Indonesian archipelago andAustralia. The Planet - A Lament is a healing ritual that mourns a lostworld while also offering hope for those left behind.

Seorang pria adalah satu-satunya yang selamat dari tsunami yang merusak. Dia membawa telur yang dia coba cari cara untuk menetaskannya. Dengan karya barunya The Planet ALament, sutradara Indonesia Garin Nugroho (sebelumnya pernah hadir di festival bersama Setan Jawa, 2017) menceritakan kisah menyentuh tentang penciptaan, berdasarkan mitos Papua, dengan latar belakang bencana alam. Untuk proyek ini, yang menampilkan 15 suara paduan suara, penari dan film, Nugroho telah bekerja sama dengan pemain dari Papua dan Nusa Tenggara Timur, dan tim artistik dari seluruh kepulauan Indonesia dan Australia. The Planet - A Lament adalah ritual penyembuhan yang berduka atas dunia yang hilang sekaligus menawarkan harapan bagi mereka yang ditinggalkan.